Nonton Orgen Tunggal, Warga Desa Tajimalela Kalianda Tewas Dikeroyok
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Sabtu, 13 Mei 2017

Nonton Orgen Tunggal, Warga Desa Tajimalela Kalianda Tewas Dikeroyok

Orgen tunggal maut
Ilustrasi | net
Kalianda, KaliandaNews - Rendi Hayatulah (23) warga Dusun III, RT 8, Desa Desa Tajimalela Kecamatan Kalianda Lampung Selatan tewas setelah ditusuk menggunakan senjata tajam saat sedang menonton hiburan orgen tunggal di Desa Tamanagung, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, (12/05/17), Jum’at malam sekitar pukul 23.30 wib.

Berdasarkan informasi yang dihimpun KaliandaNews.com, sebelum ditusuk dan meregang nyawa, Rendi Hayatulah sempat terlibat perselisihan dengan beberapa orang yang juga berada di lokasi orgen tunggal tersebut.

Saat dihubungi, Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Rizal Effendi membenarkam kejadian tersebut, ia menuturkan kejadian itu bermula saat ada selisih paham antara korban dan pelaku pengeroyokan. Korban yang sebenarnya sudah berlari ke belakang rumah warga lantaran dikejar para pelaku itupun tak mampu menghindar saat sejumlah warga berhasil menangkapnya.

“Berdasarkan keterangan saksi mata kronologis awal kejadiannya seperti itu. Korban bersama rekannya datang menonton orgen tunggal,” ujar Rizal.

Korban mengalami luka tusukan di dada dan leher serta luka benda tumpul di kepala, sebelum meregang nyawa, korban sempat dilarikan ke RSUD Bob Bazar Kalianda namun korban yang mengalami luka cukup parah tidak dapat tertolong.

“Oleh beberapa warga sempat ditolong dan dibawa ke rumah sakit, tapi nyawa korban tidak tertolong lagi,” imbuhnya.

Rizal Efendi mengatakan, saat ini pihak kepolisian sudah lakukan olah TKP, meminta keterangan saksi dan menyimpulkan dugaan pelaku yang menghabisi nyawa korban. “Identitas pelaku sudah diketahui, Tekab 308 sedang memburu,” tutup Rizal.

Orgen memang kerap membawa korban dibeberapa tempat, hal ini disebabkan lantaran dipengaruhi beberapa faktor diantaranya pengaruh miras dan faktor lainnya. Padahal bila sama-sama dewasa keberadaan orgen tunggal sejatinya untuk dinikmati sebagai hiburan bukan untuk ajang pamer otot. (Red)