Mulai Juli, Sekolah 5 Hari Tapi Pulangnya Jam 4 Sore
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Kamis, 08 Juni 2017

Mulai Juli, Sekolah 5 Hari Tapi Pulangnya Jam 4 Sore

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menerapkan kebijakan baru lima hari sekolah mulai tahun ajaran 2017/2018, per Juli mendatang.

Sekolah 5 hari

Dalam kebijakan baru yang sedang disiapkan ini, kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya Senin sampai Jumat. Sementara Sabtu-Minggu hari libur.

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, pihaknya sedang menggodok Permendikbud sebagai dasar kebijakan sekolah lima hari dalam sepekan.

Namun, Muhadjir belum bersedia menjelaskan secara rinci isi draft Permendikbud tersebut. ''Sabar, dalam waktu dekat akan dikeluarkan,'' tuturnya.

Dalam beberapa kesempatan, Muhadjir sudah menyampaikan rencana sekolah lima hari itu. Sebagai konsekuensi dari pengeprasan jumlah hari, lama tinggal di sekolah lebih panjang.

Dari rata-rata pulang jam 14.00 siang, bisa menjadi pukul 16.00 sore. Muhadjir juga menyebutkan bahwa sekolah selama lima hari dalam sepekan itu diberlakukan secara nasional. Meski begitu penerapannya bertahap.

Pengurus Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Wakil Kepala SMAN 1 Gunungsari, Lombok Barat, Mansur sangat menunggu kejelasan kebijakan sekolah lima hari itu.

’’Sampai sekarang kami belum menyusun jadwal pelajaran. Menunggu keputusan Kemendikbud,’’ katanya kemarin.

Mansur mengatakan, penghapusan belajar di hari Sabtu itu sejatinya tidak perlu diisi banyak kegiatan. Aturan yang berlaku saat ini adalah, lama belajar 40 jam dalam sepekan.

Jadi jika Sabtu dihapus, maka 40 jam itu dibagi lima hari (Senin-Jumat). ’’Hasilnya sama saja, siswa pulang jam 15.30 sampai 16.00,’’ jelasnya.

Sehingga lamanya siswa di sekolah tidak perlu diisi aneka kurikulum, sudah habis untuk jam pelajaran.

Kecuali jika nanti Kemendikbud mengurangi beban belajar 40 jam dalam sepekan menjadi 38 jam atau bahkan lebih sedikit lagi.

Kebijakan Kemendikbud yang menerapkan pola 5 hari tanpa mengurangi jam (40 jam dalam sepekan) dinilai sebagian masyarakat justru dikuatirkan akan membuat masalah baru. Anak-anak bisa stres karena terlalu lama berada di sekolah.

Selain itu, orang tua tentu harus mengeluarkan uang ekstra untuk kebutuhan anak-anaknya disekolah. Idealnya penerapan 5 hari juga harus mengurangi jam pelajaran selama sepekan, sehingga pulangnya tidak terlalu sore. 

Mereka tetaplah anak-anak, jangan disamakan dengan para pekerja. (Red)