'Disiksa, Dipukuli, Digunduli Majikan' Derita Gadis Jelita Asal Sragi Lamsel
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Minggu, 02 Juli 2017

'Disiksa, Dipukuli, Digunduli Majikan' Derita Gadis Jelita Asal Sragi Lamsel

Foto: Saat Memeriksakan Kondisi Ica Monika (15) di RS Bob Bazar Kalianda
KALIANDANEWS.COM - LAMPUNG SELATAN, MINGGU 02 JULI 2017
Dari pemotongan rambut, digerus dengan Silet hingga botak, dan sang majikan tega mencukur habis alisnya dengan Silet serta disiapkannya benda tumpul (Besi) untuk memukulnya
Layaknya seorang anak yang berumur belasan tahun, senantiasa lebih banyak menghabiskan hari-harinya untuk bermain dan belajar bersama teman sebayanya, baik dilingkungan tempat tempat tinggalnya maupun di lingkungan sekolah. Namun, berbeda dengan apa yang di alami oleh Ica Monika (15) Gadis Jelita asal Desa Mandala Sari Dusun Karang Sari Kecamatan Sragi Lampung Selatan ini. Ica harus rela meninggalkan bangku sekolahnya untuk bekerja, bukan tak ingin melanjutkan sekolah, namun keadaan ekonomi keluarga yang memaksa dirinya bekerja demi membantu perekonomian kedua orang tuanya.

Sebelum meninggalkan bangku sekolah, Ica tercatat sebagai siswi kelas VIII (delapan) di MTS Gupi 03 Palas Blanga Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan itu, padahal dikelasnya Ica memperoleh peringkat ke-9, sebagai siswi berprestasi. Sangat ironis jika tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Kebulatan tekad Ica untuk mencari kerja, sebenarnya sudah beberapa kali dilarang oleh kedua orang tuanya, namun Ica tetap bersikukuh, dengan berat hati akhirnya kedua orang tuanya mengizinkan Ica untuk bekerja.

“Awalnya saya dan bapaknya sudah beberapa kali melarang dia untuk pergi bekerja, tapi dia tetep bersikukuh ingin bekerja. Karena beberapa kali ia meminta atas dasar keinginan yang kuat maka kami bolehkan” Tutur Hani sang ibu.

Selain itu Siti Rokaiyah selaku Bibi Ica mengungkapkan, atas izin tersebut anak dari pasangan Bapak Uyud dan Ibu Hani kemudian berangkat dari kampung halaman menuju Kota Bogor Jawa Barat bersamanya untuk mencari pekerjaan, dimana Siti juga tinggal dan bekerja di Kota Bogor.

“Setelah beberapa hari sampai dibogor, saya menemui bapak Irin (satpam) Perumahan Kota Wisata Asterdam Bogor. Ia menawarkan pekerjaan menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) disalah satu rumah milik Ibu ‘TISYA’ di area perumahan itu. Atas tawaran itu maka ica berminat untuk bekerja disana” Ungkap Rokaiyah
Foto: Saat Memeriksakan Kondisi Ica Monika (15) di RS Bob Bazar Kalianda
Berdasarkan keterangan keluarga korban yang dihimpun Kaliandanews bersama dengan Komunitas Facebook LLG (Lampung Lawak Grup) pada (27/6/2017) lalu. Naas yang di alami Ica, dihari pertama kali ia bekerja, Kartu Keluarga (KK),Foto Copy akte kelahirannya disita oleh sang majikan. Sejak saat itu, siksaan demi siksaan terus dialami oleh Gadis Jelita tersebut, mulai dari pemotongan rambut, digerus dengan silet hingga botak, dan sang majikan tega mencukur habis alisnya dengan Silet serta disiapkannya benda tumpul (besi) yang digunakan untuk memukulnya jika melakukan kesalahan saat bekerja.

Sementara itu, ketika hendak ditanyai prihal penyiksaan tersebut kepada Ica (Korban), gadis yang banyak berdiam menutup diri itu, tak menapik akan kebenaran tersebut, “IYA”, ungkap Ica Seraya menundukan kepala meneteskan Air Mata.

Lanjut Siti lebih dalam menjelaskan, selama sepuluh bulan ia bekerja, ica kerap mengalami berbagai siksaan dari sang majikan. Bahkan Tiga Hari menjelang idul Fitri 1438 H, Ica memberanikan diri untuk menelpon Siti Rokaiyah agar menjemputnya, lantaran tak tahan ingin pulang ke kampung Halaman.

“Waktu itu sebelum tanggal 24/6 saya ke majikannya, nanya kapan ica pulang, katanya 3 hari sebelum lebaran dianterin pake travel. Tiba waktunya, saya telepon orang tuanya untuk menanyakan ica sudah pulang belum, tapi katanya belum pulang. Terus saya kesana lagi, tapi saya ketok tidak dibukakan pintu, padahal mereka ada didalam rumah. Pas malamnya saya heran ica menelepon minta jemput, makanya langsung saya jemput” Jelas Siti.

Kendati demikian sesampainya Siti Rokaiyah disana, ia terkejut lantaran melihat keadaan wajah Ica penuh lebam dan luka disekujur tubuhnya dengan wajah yang ditutupi masker.

“Saya tanya sama majikannya kenapa wajah Ica begini, katanya Ica berkelahi saat pulang ke rumah orang tua majikannya di Lampung Timur. Tapi saya tanya juga ke satpam, berbeda dengan majikannya, satpam bilangnya habis jatuh dari tangga. Disitu saya sudah menaruh rasa curiga, makanya ica langsung saya antar pulang ke kampung”. Pungkas Siti.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi Ica Monika gadis berumur 15 Tahun itu masih sangat memprihatinkan. Tak hanya luka di sekujur tubuh, psikologis anak tersebut juga terlihat bermasalah, hal itu terlihat ia lebih banyak untuk berdiam dan menutup diri.

Besar harapan keluarganya, akan ada seorang dermawan yang bisa membantu menuntaskan permasalahan tersebut ke pihak yang berwenang. Mengingat, kedua orang tua korban tak bisa berbuat apa-apa untuk menuntut hak atas perlakuan terhadap buah hatinya.

‎PENULIS: YUNIZAR ADHA