Kunker Ke Merbau Mataram, Komisi A DPRD Lamsel Bahas Pamsimas
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Kamis, 21 September 2017

Kunker Ke Merbau Mataram, Komisi A DPRD Lamsel Bahas Pamsimas

Kalianda, Kaliandanews - Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menyoal program bantuan program Penyedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) II tahun 2015 dari Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Lampung.
Kedua program yang disoal tersebut yakni, program Penyedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) II tahun 2015 lalu di Desa Panca Tunggal Kecamatan Merbaumataram. Berikutnya, program Proyek pengeboran “Sumur Dalam” yang dianggarkan pemerintah Provinsi Lampung dari pendanaan APBN program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang menelan anggaran hingga mencapai 250 juta.
Berdasarkan hasil kunjungan kerja Komisi A DPRD Kabupaten Lamsel, kedua program yang disoal tersebut disebabkan pelaksanaan program tersebut terkesan mubazir. Sebab, program Pamsimas gelombang II yang digelontorkan tahun 2015 silam hingga saat ini tak kunjung selesai. Sedangkan, program pengeboran Sumur Dalam hingga kini kondisinya mangkrak dan tak kunjung usai.
“Melihat kondisi seperti itu, tim pendamping harusnya menindaklanjuti. Ini kan masih tanggung jawab mereka. Kita harap, pemerintah terkait juga segera menindak lanjuti persoalan ini,” ungkap Syaiiful Anwar, anggota Komisi A dikonfirmasi disela kunker Komisi A di Kecamatan Merbaumataram belum lama ini.
Tim pendamping memberikan masukan atau penjelasan kepada pihak Komisi A DPRD Kabupaten Lamsel, bahwa kelanjutan progam tersebut dapat menggunakan Dana Desa (DD) setempat. Meski demikian, politisi Partai Gerindra Lamsel ini mengaku, solusi tersebut kurang tepat. Sebab, kata Syaiful DD yang disarankan akan lebih tepat juka digunakan untuk perluasan jaringan.
“Memang tim pendamping sudah memberikan saran masukan kepada pemerintah desa. Tapi menurut saya, akan lebih efisien bila DD dialokasikan untuk perluasan jaringan saja, itu malah lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tukasnya.
Berdasarkan pantauan saat kunker berlangsung, proses pengeboran telah dilakukan, namun tidak ada air yang keluar. Meski titik pengeboran sudah berpindah beberapa kali namun tak juga membuahkan hasil hingga akhirnya proses pengeboran terhenti. Disamping itu juga, sejumlah anggota dewan setempat menemukan adanya kejanggalan pada program Pamsimas di Desa Panca Tunggal tersebut. Pasalnya, untuk tower penampungan airnya sudah selesai dibangun.

“Saya masih bingung, kok bisa sumur belum ada, tapi tower penampung malah sudah selesai,” pungkasnya. (Kur)