| Embrio Museum Krakatau Lampung |
Embrio Museum yang didirikan oleh Yayasan Krakatau Museum
dan Research tahun 2001 ini, awalnya
berlokasi di kawasan wisata Kalianda Resort yang sekarang menjadi Grand Elty,
Kalianda. Pada tahun 2005, Wakil Gubernur Banten saat itu Rano Karno,
memindahkan Embrio Museum tersebut ke kawasan Industri Krakatau Steel.
Ahirnya pada tahun 2015 Embrio Museum tersebut kembali ke
Lampung Selatan tepatnya di Desa Tajimalela, kecamatan Kalianda, Lampung
Selatan. Museum ini dibangun atas kerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Permuseuman serta Komisi Nasional indonesia untuk UNESCO.
| Foto, Lukisan dan Situs peninggalan sisa letusan gunung Krakatau |
“embrio museum akan diresmikan pada tanggal 18 September
2016 yang akan di hadiri oleh Gubernur Lampung serta Edward Syah Pernong selaku
Penasihat Yayasan,” ucap Ir. H. Pranoto Hamidjoyo yang merupakan pendiri
Yayasan Museum Krakatau dan Research,
Jumat (26/08), Malam.
“rencana embrio museum ini akan dibangun menjadi museum yang
lebih besar, sebagai tempat penelitian tentang gunung Krakatau,” lanjut Pranoto
Di dalam museum kita bisa melihat situs – situs sisa ledakan
bukti sejarah berupa lukisan, foto, surat kabar Belanda tentang peristiwa
letusan gunung Krakatau, bahkan ada juga miniatur gunung Krakatau, Pulau
Sertung, Pulau Krakatau Purba dan Pulau Panjang.
| Miniatur Gunung Krakatau |
Syamsuri yang bergelar Karya Paksi Marga Keratuan Manangsi
mengatakan “bangga dan semangat mendirikan yayasan museum ini, dengan harapan supaya
bermanfaat dan agar masyarakat tau sejarah, karena kita Kalianda terkena
langsung dampak letusan gunung Krakatau,” kata Ketua Embrio Museum Krakatau
Lampung ini.
| Foto, Lukisan dan Situs peninggalan sisa letusan gunung Krakatau |
Saat ditanya mengenai tidak dilibatkannya masyarakat Lampung
Selatan khususnya 5 Marga Saibatin yang terkena dampak langsung letusan gunung
Krakatau dalam acara Festival Krakatau, Samsuri mengungkapkan rasa kecewanya.
“sangat kecewa kenapa kita masyarakat asli Lampung Selatan
tidak dilibatkan. Kenapa orang lain yang tidak tau apa-apa dan tidak terkena
dampak letusan malah dilibatkan, jelas-jelas gunungnya ada di Lampung Selatan,”
ucapnya.
“kita berharap pemerintah bisa memperhatikan hal ini, dengan
harapan tahun depan warga Lampung Selatan bisa dilibatkan langsung dalam acara
Festival Krakatau,” tutup Samsuri. (yb)














Komentar