Diduga Jaringan Teroris: Warga Sidomulyo Lampung Selatan di Tangkap Densus 88
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Minggu, 12 Maret 2017

Diduga Jaringan Teroris: Warga Sidomulyo Lampung Selatan di Tangkap Densus 88

Kalianda, Kaliandanews.com - Seorang warga Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan berinisial JF (19) ditangkap Densus 88 Anti teror karena diduga anggota jaringan teroris.
Foto: Ilustrasi Teroris @Antara

Penangkapan JF sendiri berlangsung di kota Tolitoli, Sulawesi Tengah, Jumat (10/3) sekitar pukul 08.30, oleh Densus 88. Setelah di identifikasi JF merupakan warga Dusun IV Desa Siring Jaha Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Selain JF, ada 5 terduga teroris lainnya yang ditangkap yakni SM, KF, SF, DR, dan IR.

Adapun barang bukti yang disita, antara lain pupuk KNO32, Belerang, arang, paku dan spirtus. Mereka diduga akan merencanakan penyerangan ke markas Polisi di wilayah hukum setempat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, JF diketahui sudah sejak dua tahun terakhir ini merantau ke Jakarta. Di Jakarta JF yang merupakan lulusan MTS ini bekerja sebagai pelayan disalah satu toko bangunan di Palmerah.

"Ya benar, JF merupakan warga sini, tapi ia bekerja di Jakarta," kata Asep, Seketaris Desa Siringjaha, Sabtu (11/3).

Namun, Asep mengaku tidak tahu menahu mengenai sepak terjang JF di perantauan, termasuk mengenai keterlibatannya dengan kelompok teroris yang ditangkap Densus 88 Polda Sulawesi Tengah.

"Waduh kalau soal itu (terlibat jaringan teroris.red) saya tidak tahu, karena belum tahu informasi apapun," ujar Asep.

Menurut catatan JF merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara, terakhir kali kontak dengan pihak keluarga, Sabtu (4/3) malam lalu.

"Terakhir telepon malam minggu, menanyakan kabar keluarga disini," kata Jami'an (50) ayah JF.

Namun keesokan harinya, Minggu (5/3) malam, majikan JF menelepon orang tuanya, bahwa JF sekitar pukul 13.00 WIB, pamitan mengunjungi kediaman uwaknya. Menurut keterangan majikannya, JF berangkat ke rumah uwaknya membawa tas berisikan satu kain sarung, satu baju dan Al Quran. Hal ini wajar mengingat JF sejak taat ibadah.

"Kata majikannya, pamitan kerumah uwaknya, tapi setelah saya telepon uwak dan paman serta keluarga yang lain tidak tahu keberadaannya," kata pria yang kesehariannya menderes pohon kelapa itu.

Dikatakan Jami'an, karena tidak kunjung mendapat kabar, majikannya berinisiatif membongkar lemari pakaian milik JF. Meski demikian, sebelum melakukan pembongkaran, majikan JF tersebut meminta izin lebih dahulu dengan meneleponnya.

"Anak saya memang tinggal di toko majikannya, sebelum membongkar mereka pamit dulu ke saya," kata dia.

 Setelah lemarinya berhasil di bongkar, didalam lemari itu, ditemukan satu surat wasiat yang ditujukan kepada majikan dan kedua orang tuannya.

"Isi suratnya minta maaf kepada kami termasuk majikannya, jika JF ingin hijrah dan berjihad," kata dia lagi.

Dalam salah satu dari sepuluh lembar catatan tulisan tangan JF itu, JF mengatakan "aku bukannya ingin mendurhakan kalian semua, aku memenuhi panggilan Rab ku, seruan jihad, yang kucita-citakan sahid dan surga yang telah rabku janjikan"

"Isinya begitu, baca sendiri saja bisa puas," kata dia sembari menunjukan surat wasiat yang dimaksud.

Sepuluh lembar tulisan itu, diantar majikannya yang baru tiba, Minggu (12/3) sekitar pukul 12.00 WIB. Kebetulan istri majikannya merupakan warga desa setempat, mereka sekalian pulang kampung.

"Tadi siang mereka antar beberapa lembar surat itu," ujarnya. Jami'an sekeluarga mengaku hingga kini tidak tahu menahu mengenai keberadaan JF. Karena mereka belum mendapatkan kabar sama sekali. Termasuk ikhwal adanya penangkapan JF yang diduga teroris di sulawesi.

"Karena tidak ada kabar, kami sudah berusaha minta tolong dengan orang pintar untuk mengetahui keberadaannya, tapi belum membuahkan hasil," ujarnya.

Sayangnya, pihak keluarga mengaku tidak memiliki foto JF. Media sosial Facebooknya pun sudah terblokir. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui keterlibatan JF dalam jaringan terduga teroris yang tertangkap Densus 88 tersebut. (yb)