Suasana pemakaman mantan wakil walikota Makassar di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang diwarnai insiden antara dua anggota legislatif. Minggu, (23/4/2017) | Foto: kompas |
Aksi tidak terpuji tersebut langsung dilerai oleh sejumlah pelayat.
Dilansir dari kompas, penyebab duel itu sendiri hanya saling ketersinggungan terkait pembangunan waduk yang proses pembebasan lahannya diduga dikorupsi oleh sejumlah pejabat setempat.
Muhtar Tompo, Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Hanura berkelahi dengan Syamsuddin Karlos, Anggota DPRD Propinsi Sulawesi Selatan dari fraksi PAN pada pukul 13.00 Wita Minggu, (23/4/2017) saat keduanya menghadiri pemakaman Supomo Guntur, mantan Wakil Walikota Makassar di Dusun Bungungloe, Desa Bontomatene, Kecamatan Turatea, Kabpaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
"Tiba-tiba berkelahi padahal banyak sekali orang untung banyak yang lerai," kata Sulaeman, salah seorang warga yang menyaksikan peristiwa ini.
Informasi yang dihimpun bahwa kedua legislator ini hanya mengobrol biasa di tengah ribuan warga yang turut hadir saat pemakaman sedang berlangsung. Namun, tiba-tiba keduanya terlibat keributan dan adu fisik sebelum akhirnya dilerai oleh warga.
Kedua legislator yang dikonfirmasi oleh sejumlah awak media pasca kejadian ini mengaku bahwa keduanya tengah membicarakan proyek pembangunan Waduk Karaloe yang berada di di Kecamatan Biringbulu dan Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa dimana proses pembayaran pembebasan lahannya ditentang oleh warga lantaran tidak memiliki standar harga luas lahan.
"Kami bincang-bincang tentang waduk Karaloe karena banyak warga yang protes terkait pembebasan lahan tapi tiba-tiba dia tersinggung dan bilangi saya tidak paham situasi dan mau tampar dan tendang saya tapi saya cepat menangkis dan menghindar," kata Muhtar Tompo.
Sementara Syamsuddin Karlos yang dikonfirmasi bahwa dirinya tersinggung dengan ucapan Muhtar Tompo yang mengatakan bahwa uang pembebasan lahannya sebagian besar diambil jin.
"Jadi saya marah tapi saya tidak memukul malah dia yang duluan serang saya dengan memukul pundak saya," kata Syamsuddin Karlos.
Meski sempat menyita perhatian sejumlah pelayat namun proses pemakaman Supomo Guntur alias Karaeng Sewang berjalan lancar. Pemakaman mantal Wakil Walikota ini sendiri dihadiri oleh sejumlah pejabat mulai dari sejumlah legislator tingkat daerah hingga pusat serta sejumlah Bupati.
Proyek Waduk Karaloe sendiri saat ini telah mulai dikerjakan dan rencananya menjadi sumber air untuk mengairi lahan pertanian masyarakat dua kabupaten yakni Kabupate Gowa dan Kabupaten Jeneponto. Proyek ini sendiri sempat berjalan lambat lantaran mendapat penolakan oleh warga lantaran proses pembebasan lahannya tidak transparan dan diduga banyak mengandung unsur korupsi. (red)