Kaliandanews.com - Salah satu anggota tim bola voli asal Garut Jawa Barat, Rega Juliar (20), tewas tersambar petir saat mengikuti pertandingan bola voli tingkat kecamatan di Kampung Cihaur, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Sabtu (8/4/2017). Selain Rega, 11 orang lainnya juga mengalami luka bakar dan dilarikan ke rumah sakit.
Insiden itu terjadi pukul 15.00 WIB saat hujan deras mengguyur. Karena hujan, Rega dan pemain lainnya berteduh di atas panggung yang ada di lokasi. Namun nahas, korban bersama beberapa-rekannya yang sedang duduk di panggung tersambar petir yang sebelumnya menyambar audio yang terletak di panggung tersebut.
"Tadi petir itu datang pas audio dihidupkan, nah ketika itu langsung nyambar dan merembet ke sekelilingnya," ungkap Kakak Korban, Dede (40) ditemui di RS Guntur.
Rega tewas di lokasi dengan luka bakar di bagian perut dan kaki. Ia langsung dibawa ke RS Guntur. Tak hanya Rega, ada 11 orang lainnya yang juga terluka. Mereka dibawa ke dua rumah sakit berbeda, RS Guntur dan RSUD Slamet dan satu klinik kesehatan.
Turnamen bola voli tersebut adalah turnamen yang digelar dalam rangka memeriahkan rangkaian Hari Jadi Garut (HJG) 204.
"Turnamen tahunan, antar kecamatan. Korban pas di TKP saat tersambar langsung mengeluarkan darah di bagian hidung,mulut, dan telinga," ungkap Camat Karangpawitan, Rena Sudrajat, di RS Guntur, Jalan Brathayuda (red | detik)
Foto: detik.com |
"Tadi petir itu datang pas audio dihidupkan, nah ketika itu langsung nyambar dan merembet ke sekelilingnya," ungkap Kakak Korban, Dede (40) ditemui di RS Guntur.
Rega tewas di lokasi dengan luka bakar di bagian perut dan kaki. Ia langsung dibawa ke RS Guntur. Tak hanya Rega, ada 11 orang lainnya yang juga terluka. Mereka dibawa ke dua rumah sakit berbeda, RS Guntur dan RSUD Slamet dan satu klinik kesehatan.
Turnamen bola voli tersebut adalah turnamen yang digelar dalam rangka memeriahkan rangkaian Hari Jadi Garut (HJG) 204.
"Turnamen tahunan, antar kecamatan. Korban pas di TKP saat tersambar langsung mengeluarkan darah di bagian hidung,mulut, dan telinga," ungkap Camat Karangpawitan, Rena Sudrajat, di RS Guntur, Jalan Brathayuda (red | detik)