Kisah Hacker Ganteng Tamatan SD Pembobol 400 situs, Bagi-Bagi Uang ke Pengemis
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Sabtu, 08 April 2017

Kisah Hacker Ganteng Tamatan SD Pembobol 400 situs, Bagi-Bagi Uang ke Pengemis

Akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan tertangkapnya seorang hacker yang telah membobol ratusan situs termasuk situs perusahaan tiket.com.
Hacker pembobol situs tiket.com
Foto: ist
Pelakunya dilakukan kelompok Gantengers Crew. Kelompok yang dipimpin oleh Sultan Haikal (19) ini sukses meretas ratusan situs. Uniknya Haikal hanya tamatan sekolah dasar. Ya memang  title pendidikan bukanlah sebuah jaminan bahwa seseorang itu punya kecerdasan, apalagi di era sekarang title pendidikan terkadang hanya menjadi syarat untuk urus naik pangkat, otaknya tetap zonk.

Kembali ke Haikal, menurut informasi situs-situs yang diretas bukan cuma situs perusahaan tapi juga situs pemerintah hingga Polri. Total situs yang berhasil diretas adalah 400 situs.

"Situs milik Polri juga ada. Milik pemerintah pusat dan daerah, situs luar negeri dan situs ojek online," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/3).

Motif pembobolan itu tidak lain adalah ekonomi. Namun, ada juga situs yang dibobol lantaran hanya ingin memamerkan kemampuannya.

Aksi mereka akhirnya terbongkar setelah meretas situs tiket.com. Usai membobol tiket.com, ketiganya kemudian menjual tiket hingga meraup keuntungan mencapai Rp 1 miliar.

Pemilik tiket.com pun baru sadar jika situsnya dibobol setelah hampir satu bulan. Sang pemilik lantas melaporkan kasus tersebut ke pihak Bareskrim.

Setelah diselidiki, Bareskrim Polri pun menangkap tiga pelaku yakni MKU, AI, dan MTN di Kalimantan Timur. Namun saat itu otak di balik pembobolan situs yakni Sultan Haikal masih diburu. Diketahui, ketiganya mengenal Sultan Haikal melalui jejaring sosial Facebook.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ketiga pelaku itu bertugas meneruskan hasil pembobolan situs hingga mendapat keuntungan. Selain itu, dari hasil pemeriksaan, Sultan Haikal merupakan pihak yang menerima aliran dana dari hasil membobol situs tersebut. Bahkan, Haikal juga disebut sebagai orang yang paling banyak menerima uang dari hasil pembobolan.

Dari hasil penangkapan, polisi menyita sejumlah alat bukti berupa buku tabungan. Dari pengakuan ketiga pelaku, uang hasil membobol situs itu digunakan untuk membeli dan merenovasi rumah. Ketiga pelaku dijerat Pasal 46 ayat 1, 2, 3, Pasal 30 ayat 1,2,3 dan Pasal 51 ayat 1 dan 2 Undang-undang ITE.

Tak sampai sepekan kemudian, petugas Direktorat Cyber Bareskrim Polri akhirnya berhasil menangkap Sultan Haikal di rumah orangtuanya, di Perumahan Pesona Gintung Residen, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/3).

Menurut kuasa hukum Sultan Haikal, Ramdan Alamsyah, kliennya mempelajari ilmu hacking sejak SMP. Canggihnya, hal itu dipelajarinya secara otodidak melalui internet.

"Dia (Haikal) belajar itu sejak SMP secara otodidak, tidak ada guru tidak ada murid, jadi otodidak saja," kata Ramdan saat dihubungi melalui telepon, Kamis (7/4).

Dia mengatakan Sultan Haikal tidak sempat menyelesaikan sekolahnya di SMP. Ketika dikonfirmasi apakah itu disebabkan latar belakang ekonomi keluarga Haikal, Ramdan mengatakan bahwa secara ekonomi, keluarga Haikal tergolong mampu.

"Latar belakang keluarganya mampu cuma anak ini, enggak mau sekolah, karena memang, kalau untuk sekolah mampu, keluarganya mampu, tapi memang anak ini beda dengan kakak-kakaknya," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebelum membobol tiket.com, Sultan Haikal sempat memberi peringatan kepada pihak tiket.com melalui twitter. Saat itu Sultan Haikal menginfokan soal rapuhnya sistem pertahanan situs perjalanan tersebut. Namun, peringatan itu tak ditanggapi oleh tiket.com.

"Niatnya sudah baik sudah ngasih tahu, tapi kan nggak ada tanggapan," katanya.

Dia membantah jika Haikal adalah otak pembobolan. Menurutnya, Haikal disuruh oleh temannya buat meretas. "Didesak temannya kemudian memang temannya itu yang memanfaatkan si Haikal. Dia dimanfaatkan orang yang tidak punya niat baik. Anak ini baik. Tidak ada untuk menguntungkan diri sendiri. Dia habis ngebobol, kemudian password diberi ke temannya yang berinisial J, dia itu yang manfaatin, tiket.com itu sampai miliaran itu. Haikal mah nggak tahu apa-apa," katanya.

Menurutnya, status Haikal yang masih remaja 19 tahun dan cuma tamatan Sekolah Dasar membuatnya dapat dimanfaatkan. "Ya namanya anak kecil. Anak 19 tahun. Kan Haikal ini lulusan SD," katanya.

Suka bagi-bagi uang kepada orang tidak mampu

Penangkapan Sultan Haikal karena meretas sekitar 400 situs membuat heboh. Terlebih pria 19 tahun itu hanya lulusan sekolah dasar (SD). Di balik kasusnya muncul cerita mengejutkan yang dibeberkan Shabrina Jasmine. Wanita itu mengaku sebagai kakak Haikal.

Foto: ist
Dalam akun instagramnya shabrinajasmine mengunggah sebuah testimoni mengenai perilaku Haikal. Dalam unggah yang dilihat merdeka.com, tertulis jika Haikal merupakan sosok dermawan. Orang itu mengaku sebagai mantan pacar Haikal.

"Uang enggak cuma dipakai untuk foya-foya selama saya jadi pacarnya. Dia selalu kasih uang ke orang-orang yang membutuhkan. Contohnya ke pengemis kasih Rp 3 juta."

Kuasa hukum Haikal, Ramdan Alamsyah saat dikonfirmasi membenarkan jika Shabrina kakak Haikal. Pria tak tamat SMP itu anak ketiga dari empat bersaudara. Dia juga meyakinkan jika Haikal lahir dari keluarga mampu.

"Ya itu akun kakaknya. Hanya kenakalan remaja tak tersalurkan," katanya kepada merdeka.com, Jumat (7/4). (Red | merdeka.com)