Sub Kontraktor JTTS Sempat Ricuh di STA-22 Desa Kekiling
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Selasa, 26 September 2017

Sub Kontraktor JTTS Sempat Ricuh di STA-22 Desa Kekiling

Kaliandanews, Penengahan - Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, nampaknya kian menimbulkan polemik. Bagaimana tidak, proyek yang ditargetkan selesai pada bulan Maret 2018 mendatang, sepertinya akan mengalami keterlambatan akibat ulah Sub Kontraktor.
Foto: Saat proses peburunan urukan tanah oleh PT. CPM
Berdasarkan pantauan reporter media ini dilokasi, telah terjadi kericuhan antara Sub Kontraktor PT. SKJ (Sari Khahuripan Jaya) dengan PT. Catur Putra Manunggal (CPM). Usut punya usut, kericuhan tersebut bermula saat PT. CPM menurunkan tanah uruk dalam jumlah yang cukup banyak di Main Road STA 22 Desa Kekiling Penengahan, Selasa (26/09).

Akibat penurunan tanah dilokasi itu, 20 lebih armada angkutan material milik PT. SKJ tidak bisa melintasi jalur tersebut. Padahal, jalur tersebut sudah beberapa hari ini biasa dilewati oleh armada milik PT. SKJ. Terlebih 3 Hari sebelumnya, Pihak PT. SKJ dan PT. Wasco sudah menyetujui untuk dapat menggunakan jalur tersebut.

"Waduh mas, kalau dihalangi begini, bagaimana kami mau kerja. Itu 20 armada kami terhenti didepan sana,. tidak bisa melewati jalan ini. Padahal jalan ini merupakan akses menuju lokasi penimbunan disana. Apalagi hasil rapat 3 hari lalu, disebutkan jalan ini dapat dilalui oleh kami (para Sub Kontraktor-red). Jangan sampai progres jalan nasional ini menjadi macet. Masak kami akan melewati jalan warga, kan gak mungkin," Terang Oby selaku pengawas PT. SKJ dengan nada Geram.

Masih kata Oby melanjutkan, insiden penurunan tanah tersebut sudah berlangsung sejak siang tadi selepas waktu zuhur. Menurutnya, tindakan ini dilakukan sepihak karena tidak ada konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak PT. SKJ. Atas tindakan tersebut, pihak PT. SKJ menduga terdapat unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak PT. CPM.

"Kami bingung dan kaget, baru kali ini terjadi yang seperti ini. Saya menduga ini ada unsur kesengajaan. Harapan saya, pihak PT. Wasco bisa meredam ini semua. Jangan sampai kami dibawah ini saling berbenturan satu sama lain," Jelas Oby.

Namun ketika awak media menghampiri Dody selaku pengawas lapangan PT. CPM dilokasi, dirinya membantah apabila terdapat unsur kesengajaan. Menurutnya penurunan tanah tersebut sudah mendapatkan izin agar dilakukan penyetaraan dengan jalur disebelahnya, sehingga tidak terjadi genangan air ketika hujan datang.

"Kita mau menghampar dulu jalan ini mas, mengantisipasi jangan sampai air menggenang di sepanjang jalan, kira-kira 100 meter. Ini bukan ditutup, tapi di uruk tanahnya, agar rata dengan jalan sekitarnya," Kilah Dody dengan berbagai macam alasan.

Sementara itu, PT. Wasco melalui Humasnya Nanang mengatakan, permasalahan ini secepatnya akan diselesaikan. Salah satunya dengan membuka jalur akses baru untuk dilintasi Sub Kontraktor, mengingat pihak PT. Wasco sudah diberi peringatan oleh PT. PP untuk segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.

"Tadi kami sudah rapat disini, kedua belah pihak (PT. SKJ dan PT. CPM -Red) akan diberikan uang tunggu, atas kerugian keterlambatan progres mereka. Rencananya kita akan membuatkan jalur akses baru, agar sama-sama bisa dilewati," Tandas Nanang diruang kerjanya.

Hingga berita ini diturunkan, proses penurunan tanah untuk pemadatann tersebut sedang berlangsung. Sementara armada milik PT. SKJ tidak dapat beroperasi dan disinyalir menimbulkan sejumlah kerugian. (Nz)