Sejarah Air Buna (Raja) Yang Tak Pernah Berhenti Mengalir
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Minggu, 14 Oktober 2018

Sejarah Air Buna (Raja) Yang Tak Pernah Berhenti Mengalir

Hasbuna Raja (kiri) saat menceritakan kisah Air Raja

KALIANDA, KALIANDANEWS - Sebagian masyarakat Lampung Selatan, khususnya Kecamatan Kalianda barangkali sudah tidak asing lagi dengan air buna atau yang diberi lebel Air Raja.

Air Raja kerap menjadi alternatif bagi masyarakat yang kekurangan air saat musim kemarau atau saat memerlukan jumlah air yang banyak, seperti saat hajat misalnya.

Tak selalu komersil, sumber Air Raja yang berada di Jl. Trans Sumatera Desa Palembapang itu juga membebaskan warga yang ingin mengambil air tersebut untuk kebutuhan minum sehari hari secara gratis.

Lalu bagaimana cerita Air Raja yang tidak pernah kering itu?, sang pemilik Hasbuna Raja (54) menceritakan asal muasal bisnis berkahnya tersebut, disebutnya bisnis berkah karena penemuan sumber Air Raja tersebut tanpa disengaja, bahkan sebelumnya dirinya menganggap sumber air itu sebagai bencana.

Berawal saat dirinya hendak membangun gudang untuk keperluan menampung gabah 14 tahun lalu, saat itu ia berencana membuat gudang penampungan dengan ukuran 30 x 60 meter. Setelah peralatan dan keperluan pembangunan gudang siap, lalu dimulailah pembangunan gudang itu.

Seperti bangunan lain, Hasbuna juga ingin bangunan gudangnya itu kokoh dan tahan lama, maka di salah satu sudut gudangnya itu ia memerintahkan salah seorang pandai batu membuat lubang untuk pondasi cakar ayam bangunan itu. Ia memang harus memanggil pandai batu lantaran sebelumnya tidak ada yang sanggup menggali tanah di titik itu.

"Ada salah satu tiang titik yang digali itu keras sekali, seperti hamparan batu cadas, digali pake pahat oleh pandai batu baru 80 cm dia jebol mengeluarkan air," kata Hasbuna menceritakan.
Titik aliran pertama air Raja

Setelah kejadian itu, air di lokasi gudangnya tersebut terus mengalir tanpa henti, ia juga sempat frustasi lantaran gudangnya tersebut terpaksa tidak dapat digunakan untuk menampung gabah, seperti rencana awal bisnisnya.

Terpukul dengan bisnisnya yang terancam gagal, Hasbuna kemudian berkelana untuk menenangkan diri dan fikirannya. Dalam perjalanannya tersebutlah ia mengaku terinspirasi dengan bisnis orang lain yang ia lihat disepanjang perjalanannya itu.

"Prosesnya selama enam bulan, baru ada petunjuk ada gunanya air itu, pembangunan gudang tidak saya lanjutkan, tapi saya buat kolam disini untuk menampung airnya. Ada yang untuk 60 kubik, ada juga yang ratusan kubik," terangnya.

Tak langsung berjalan mulus, dalam perjalanannya Air Raja tak langsung mendapat banyak pelanggan karena merk airnya tersebut belum dikenal masyarakat seperti saat ini. Namun sekali lagi hal yang tidak direncanakan olehnya lagi lagi membawa Air Raja seolah menemukan jalannya.
Hasbuna Raja dan salah satu kendaraan pengangkut air miliknya

Saat itu Hasbuna yang sudah memiliki kendaraan truck pengangkut air dengan kapasitas 5 kubik air mendapat kabar bahwa salah satu hotel terbakar di kecamata itu, tanpa pikir panjang ia langsung mengirimkan air ke lokasi tersebut untuk membantu petugas pemadam kebakaran. Tak disangka, mobil pengangkut air yang sudah diberi lebel Air Raja itu kemudian dikenal masyarakat setelah kejadian itu.

"Waktu itu PDAM (perusahaan daerah air minum) dengan saya kerjasama juga, momen tertentu kita buat sosial, seperti ada kebakaran dulu kita langsung kirim semua mobil kita ke lokasi, lama lama setelah kejadian itu nyebar juga (nama air raja)," ungkap dia.

Sejak saat itulah Air Raja kemudin dikenal dan selalu menjadi alternatif bagi masyarakat Lampung Selatan seperti Kalianda, Penengahan, Bakauheni dan Sidomulyo saat memerlukan air dengan jumlah yang banyak. Saat ini dalam sehari, tiga truck pengangkut air miliknya bisa mengantar air pesanan pelanggannya hingga 10 kali.

"Kalau musim kemarau seperti sekarang ini sehari satu mobil bisa 10 kali antar. Kalo tarifnya tergantung lokasainya dimana, kalo ke Sidomulyo bisa 250.000 sampai 300.000. Selain itu ada juga kerjasama isi ulang air raja dengan perusahaan air minum," terang dia.

Hingga saat ini, sumber air tersebut masih tidak berhenti mengalir. Sumber air itu juga bukan hanya menjadi berkah untuk sang empunya Hasbuna Raja, tapi juga menjadi berkah bagi masyarakat.

Penulis : Ahmad Kurdy