Potret Anak Anak Pengungsi, Hanya Makan Pisang Bakar Sebelum Diungsikan
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Rabu, 26 Desember 2018

Potret Anak Anak Pengungsi, Hanya Makan Pisang Bakar Sebelum Diungsikan

Anak anak pengungsi di Tenis Indoor Kalianda

KALIANDA, KALIANDANEWS - Bencana tsunami di Lampung Selatan menyisakan cerita duka bagi para korban bencana, tak terkecuali anak anak korban tsunami dari Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku yang saat ini diungsikan di Lapangan Tenis Indoor Kalianda.
Duo orang anak yang sedang bermain bola

Dilokasi pengungsian, anak anak korban tsunami terlihat masih ceria dan bisa tersenyum, ada yang asik berlarian, ada pula yang sedang asik memainkan bola pelastik. Namun dibalik itu semua ada cerita menyedihkan yang dialami anak anak tersebut.
Duja, Rafi dan Najwa berpose saat di foto

Duja (10) salah seorang anak pengungsi dari Pulau Sebesi asik bermain dengan Rafi (5), dan Najwa (4) di pos pengungsian, saat bermain bersama anak anak lain ia masih mau menceritakan keadaan ia dan keluarganya saat sebelum diungsikan ke Tenis Indoor Kalianda. Suasana mencekam di pulau itu membuatnya sangat senang begitu menginjakan kaki di Bakauheni, tempat kapal yang ditumpanginya bersandar.

"Senang, disana takut. Tiap malem diates gunung karena takut ombak gede. Makannya nasi sama mie," ungkapnya menceritakan kepada Kaliandanews.com, (26/12/18).

Diceritakannya, ia dan keluarganya mengkonsumsi mie dan nasi di hari kedua setelah tersentuh bantuan dari para relawan. Sementara hari pertama ia dan keluarganya hanya memakan pisang bakar lantaran tak memiliki apa apa untuk dimakan.

"Hari pertama makan pisang bakar. Sama bibi sama ibu keluarga doang. Makan pisang dibakar," tutur anak berkulit sawo matang itu.

Ia juga bercerita, ditempatnya tinggal, sangat terlihat jelas letupan letupan larva yang disambut dengan petir, ditambah hujan yang selalu mengguyur tenda yang dibuat oleh keluarganya di atas bukit pulau sebesi.

"Keliatan (larva dan asap dari gunung anak krakatau), belah dua, lagi itu ambruk, ada nelayan yang gak selamat. Lagi pas itu ada petir juga takut," katanya menerangkan.

Saat ini sekitar 40 pengungsi masih bertahan di pos pengungsian Tenis Indoor Kalianda. Sebelumnya ada 170 pengungsi di tempat tersebut, namun para pengungsi lebih memilih pulang ke rumah sanak saudara masing masing. (Kur)