Korban Tsunami Way Muli Masih Bergantung Pada Dapur Umum
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Jumat, 22 Februari 2019

Korban Tsunami Way Muli Masih Bergantung Pada Dapur Umum

Salah seorang warga tengah menikmati makan siang di dapur umum ACT

KALIANDA, KALIANDANEWS - Hari ini tepat dua bulan sudah bencana tsunami menerjang Lampung Selatan. Lalu apa kabar korban tsunami yang ada di Kecamatan Rajabasa, kecamatan yang paling parah terkena dampak tsunami itu.

Di salah satu desa, yakni Desa Way Muli kami berbincang dengan warga setempat untuk mengetahui keadaan warga setempat yang masih berjuang melawan rasa trauma akibat bencana tsunami.

Sambil duduk santai, wargapun menceritakan kesulitan yang dihadapi saat ini akibat bencana itu. Tak hanya harta benda bahkan sanak saudara yang hilang, mata pencarianpun ikut hilang.

Warga pesisir yang banyak memiliki mata pencarian sebagai nelayan banyak kehilangan kapal/perahu mereka, ada yang hancur ada pula yang entah hilang kemana.

"Kita belum bisa usaha, bingung ini juga, makanya kita makan ya disini aja," kata Syahril (54) salah seorang warga setempat di salah satu dapur umum milik ACT (aksi tanggap cepat).

Ya, warga korban bencana tsunami yang tidak memiliki mata pencarian dan tak memiliki rumah memang ditampung di salah satu dapur ACT untuk keperluan makan. "Disini ada 60 KK, iya yang makan disini," timpal salah seorang warga lain.

Meski tak seberapa, warga mengaku bersyukur dengan adanya kepedulian dari masyarakat lainnya yang terus mengirimkan bantuan untuk mereka. 

"Kalo lauk macem-macem, kadang ada ikan asin, terasi, kadang ada daging sama ikan, yaa tergantung yang ngirim aja," ujar salah seorang juru masak di dapur umum itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Cabang ACT Lampung, Dian Eka Dharma ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat yang selama ini membantu para korban tsunami di Lamsel, sehingga ACT dapat membangun dapur umum di desa itu.

"Kami hanya menjadi penghubung saja. Seperti saat ini ada bantuan dari PT. Sarana Multigriya Finansial (SMF). Teman-teman dan saudara kita dari SMF ingin melihat kebermanfaatan dapur umum yang diberikan," kata Dian.

Sementara Ketua Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. SMF Wicaksono Nugroho berharap, dengan bantuan dapur umum yang diberikan oleh perusahaan BUMN yang bergerak di pembangunan dan pengembangan pasar pembiayaan sekunder perumahan itu dapat meringankan beban para korban tsunami.

"Kami sangat memahami bahwa banyak keperluan yang dibutuhkan masyarakat yang terkena dampak bencana. Kami harap bantuan ini dapat semakin meringankan beban saudara saudara kami di Lampung Selatan. Kami ikut merasakan duka masyarakat Lamsel yang terkena dampak akibat bencana tsunami," tutur dia. (Kur)