Waterfront City Lamsel seperti "Janji Diawang-Awang" Tak Kunjung Terealisasi
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Minggu, 28 Juli 2019

Waterfront City Lamsel seperti "Janji Diawang-Awang" Tak Kunjung Terealisasi



KALIANDA, KALIANDANEWS - Water Front City (WTC)? Ya, kata - kata itu sudah terngiang di sebagian telinga masyarakat Lamsel, terutama yang berada di kawasan ibukota kalianda, terhitung sejak era kepemimpinan Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza saat masih menjabat pada tahun 2012.

Kala kepemimpinan itu, Waterfront City digadang-gadang akan menghiasi bagian pesisir kota kalianda hingga kecamatan rajabasa. Ya, ala-ala Kota Makasar, Manado dan sebagainya. Namun sayang, hingga akhir masa jabatannya, Waterfront City hanya sebuah perencanaan semata. Kosa kata itu tak kunjung terealisasi menjadi sebuah tanda-tanda pembangunan.

Usai kepemimpinan Rycko Menoza dan Eki Setyanto yang berakhir pada Tahun 2015, Penjabat (Pj) Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Kherlani, juga sangat sepakat dengan pembangunan itu. Menurutnya hal itu untuk mengimbangi progres pembangunan JTTS, dengan menjadikan Kota Kalianda sebagai kawasan kota di tepi pantai.  

“Itu (WFC) harus segera diwujudkan, sehingga ada hal menarik yang mengundang minat pengguna JTTS untuk singgah di sini,” Terang Kherlani, seperti yang dilansir dari harianlampung.com kala itu, Senin (19/10/2015).

Selanjutnya, suai kepemimpinan Rycko Menoza yang kemudian di lanjutkan dengan Pj Kherlani, Zainudin Hasan - Nanang Ermanto yang terpilih pada pesta demokrasi Pilbup kala itu juga tak mau ketinggalan, unjuk gigi dengan respon yang baik untuk melanjutkan rencana itu dengan memasukan WTC ke salah satu Masterplan Lamsel di era kepemimpinannya periode 2016-2021

"Saya sangat setuju sekali dengan ide Pak Kherlani (Pj. Bupati’red) dengan konsep ini. Karena memang saya berencana akan membangun daerah pesisir pantai mulai dari Dermaga Bom Kalianda hingga Merak Belantung. Selain diwilayah pesisir pantai Rajabasa,” kata Zainudin yang diwawancarai wartawan, kala itu.

Sebab menurut dia, Lampung Selatan ataupun Kota Kalianda yang menjadi ibu kota Lamsel, tak memiliki daya tarik yang tinggi, padahal Lamsel merupakan daerah yang memiliki potensi di bidang Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan. Dengan perencanaan yang matang, Kota dengan Konsep ini tentu akan mendatangkan Keuntungan Pariwisata.

"Pada dasarnya konsep waterfront city ini sejalan dan seirama dengan visi-misi. Saya akan pelajari ini jangan sampai gegabah," terang adik Ketua MPR-RI H. Zulkifli Hasan itu.

Kini, bertahun-tahun wacana-wacana dan rencana itu sudah berlalu. Hingga saat ini, rencana itu terkesan seperti "Janji Diawang-Awang" Telinga sebagian masyarakat lamsel, bak Pejuang Rakyat, tapi tidak bertanda rencana itu akan terealisasi. Bahkan, meski rencana itu sudah beberapa kali digaungkan, belum ada study jelas yang sudah dijalankan.

Kaliandanews mencoba untuk mengulas kembali rencana itu. Maklum sebagai masyakarat pribumi, tentu setelah hadirnya JTTS, kita ingin lamsel tak hanya menjadi penonton saja. Namun, Ketika Sekretaris Daerah Lamsel Fredy Sukirman diwawancarai, justru mengisyaratkan tak ada tanda kemajuan berarti, terkait rencana pembangunan Waterfront City tersebut.

"Harus masuk dokumen tata ruang dulu, aspek perencanannya harus ada dulu, dibuat study dulu, menguntungkan atau merugikan, sampai sekatang belum ada study," jelas Fredy, (26/07/19).

Bahkan, alih-alih akan terealisasi, Ia juga menerangkan, saat ini planning tersebut sama sekali tidak pernah dibahas kembali di lingkungan pemerintahan Lamsel. "Namanya rencana, ide dan kepengen, tetapi untuk mewujudkan itu harus ada analisa dan perencanaannya. Belum pernah dibaas lagi, hanya sebatas wacana, sebelum perdakan study dulu," jelas dia.

Padahal jika dilihat dari aspek pembangunannya WTC bisa menjadi Fungsi Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi yang berkelanjutan
Dengan perencanaan yang matang. Kota dengan Konsep WaterFront City tentunya akan mendatangkan Keuntungan Pariwisata bagi Kotanya. Kota WaterFront City yang tersusun apik, rapih, dan bersih tanpa melupakan keseimbangan ekosistem sekitar dapat memberikan hasil lebih bagi Potensi Wisata Daerah.

Bahkan di beberapa Kota Besar Indonesia seperti Makasar, Manado, dan Balikpapan bisa jadi merupakan Percontohan bagi Kota Pelabuhan Terbaik di Indonesia. Manfaat WaterFront City sebagai aset Pariwisata Daerah, sesuai dengan Perencanaan Program Pemerintah Republik Indonesia yang ingin mengembangkan Indonesia sebagai Basis Perekonomian Maritim dan Negara Kepulauan Terbaik di Dunia. Terlebih dengan hadirnya Jalan Trans Tol Sumatera (JTTS) yang melintas disepanjang Wilayah Lampung Selatan.

Diketahui, Waterfront City adalah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau. Pengertian “waterfront” dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003). (Nzr/Kur)