Polemik Video Viral Bocah Kunjir Berbuntut Panjang, Amelia Nanda: Jika Tidak di Tindak, Saya akan Laporkan!
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Jumat, 07 Februari 2020

Polemik Video Viral Bocah Kunjir Berbuntut Panjang, Amelia Nanda: Jika Tidak di Tindak, Saya akan Laporkan!

Foto: Ilustrasi

KALIANDA, KALIANDANEWS - Sejatinya, Anak yang tengah mengenyam pendidikan sekolah dasar, adalah saat dimana sang anak menikmati proses kekanak - kanakannya. Mulai dari proses pembelajaran dasar, bermain hingga upaya untuk mencerdaskan dan mencetak keterampilan, kreatif serta berbudi pekerti yang santun. Begitulah kira-kira kutipan yang dirunut dari Undang-undang Dasar 1945.

Namun, nampaknya sedikit berbeda dari tulisan diatas. Ya, RN inisialnya, sosok gadis belia yang cerdas berusia 14 tahun ini, merupakan siswi kelas 5 SDN 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan. Sosok RN belakangan ini menjadi perbincangan hangat dikalangan Netizen Dunia maya, terlebih bagi masyarakat lampung selatan.

Pada Rabu (29/01/2020) lalu, dirinya sempat Viral di Media Sosial (Medsos) usai aksinya ketika memberikan keterangan yang diabadikan dengan Camera Handphone oleh warga sekitar. Keterangan RN kala itu bukan hal yang biasa, ia berhasil meloloskan diri saat nyaris menjadi korban penculikan oleh kawanan oknum misterius berjumlah 3 orang dengan mengendarai mobil bewarna Hitam sekitar pukul 12.30 wib, ketika RN hendak pulang bersekolah.

”3 orang pelakunya, mobilnya warna hitam, saya diseret dari sini kesitu. Udah dimasukin mobil, tapi pintunya masih dibuka terus saya gigit, dan saya lari sambil teriak,” Terang RN kala itu saat memberikan keterangan yang berhasil direkam oleh warga.

Usai kejadian itu viral, Polres Lampung Selatan (Lamsel) melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres lamsel, bergegas melakukan giat trauma healing terhadap RN, dengan tujuan agar korban tetap bersekolah dan bisa beraktivitas kembali seperti biasa dan tidak mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya kala itu.

Tak hanya Polres lamsel, simpatikpun datang dari H. Winarni. Istri Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto itu juga menunjukkan kepeduliannya dengan memberikan bantuan tali asih dan perlengkapan alat sekolah kepada RN. Selain itu, dengan naluri keibuannya, Winarni juga menghibur anak-anak sekolah dasar di Desa Kunjir dengan membagikan snack, bahkan Ia juga sempat menghibur anak-anak dengan bernyanyi.

Namun sayang, berjeda beberapa hari setelah masyarakat di Hebohkan oleh Video dengan kabar percobaan penculikan RN, lagi-lagi jagat Bumi Khagom Mufakat kembali dihebohkan dengan Video Viral RN. Bukan lagi kabar penculikan, melainkan Video Viral saat dirinya tengah dimintai keterangan oleh oknum salah satu Guru SDN 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa Lamsel tempatnya bersekolah.

Video itu menunjukan tentang pertanyaan- pertanyaan dari sang guru terkait ihwal kabar penculikan. Terlebih yang mencengangkan, dalam video yang berdurasi beberpa menit itu, terdapat pengakuan RN, jika sebenarnya ia tak mengalami aksi percobaan penculikan. Didalam video yang sengaja disebarluaskan itu, dirinya juga mengaku hanya berpura-pura diculik lantaran takut dimarahi orang tua karena menghilangkan uang 10 Ribu Rupiah.

Kendati demikian, bukan pengakuan RN yang menjadi sorotan, melainkan aksi oknum guru yang berani melakukan tindakan diluar kewenangannya sebagai tenaga pendidik, dan juga aksinya merekam seraya mengintrogasi sosok gadis kecil serta menyebarluaskan video tersebut dengan cuitan yang tersebar dimedsos sebagai berikut:

"Izin menyampaikan, keterangan dan bukti yg di dpt, dr bpk Khoiruddin kepsek SDN kunjir. Bahwa isu penculikan anK yg terjadi di Desa kunjir yg jg sempat viral di masyarakat dan medsos, bahwa kejadian ini tdk benar, dan rekayasa si anak, setelah di intrograsi oleh kepsek se ybs. Dan mksd sy menginfokan ke grup ini atas permintaan bpk khairuddin dg mksd msyarakat biar tidak panik dan tdk menimbulkan kegaduhan dan atau info yg kurang bs dipertanggung jawab kan, di msyarakat. Demikian hrp mklum," Bunyi Cuitan yang diterima kaliandamews dari grup whastapp.

Tak hayal, video dan cuitan yang tersebar di medsos itu menjadi bahan penghakiman atau (Bullying-red) oleh para pengguna medsos. Sebab, anak tersebut dituding hanya bersandiwara. Hal tersebut lah yang membuat anak dari bapak Nasrullah itu enggan bersekolah kembali disekolahnya. Ia lebih memilih untuk berpindah sekolah lantaran merasa malu dan taruma atas kejadian yang menimpa dirinya belakangan ini.

Berdasarkan dari keterangan diatas yang dihimpun dari beberapa sumber, memantik suara Lantang Wakil Ketua Komnas Perlindungan Anak Provinsi Lampung Amelia Nanda Sari, SH. Dari nadanya bicara, ia seolah tak terima dengan tindakan oknum guru tersebut. Menurut Amelia yang juga anggota DPRD Komis VI Lamsel ini mengatakan, hal ini harus di tindak secara tegas, bukan hanya di tegur, melainkan diberikan sanksi kepada oknum guru tersebut.

"Dari pihak orang tua bilang anak ini mau diculik, yang saya sayangkan. Pertama Anak itu dalam tekanan, dia diminta menyatakan sesuatu yang dia lakukan, terlepas itu benar atau tidak. Tapi dalam video itu, dia (guru) nunjuk-nunjuk, dan untuk apa statment itu di videoakan dan disebarkan di sosmed, jika memang hal itu bukan karena sebuah upaya mencari pembenaran tenaga pendidik," Terang Amel kepada kaliandanews, Jumat (7/02/2020).

Ia juga menyesalkan atas peristiwa ini, terlepas aksi penculikan itu benar atau tidak, kejadian seperti ini tidak akan timbul dan tidak akan memancing reaksi banyak orang jika video itu tidak diviralkan. Artinya yang fatal adalah, mengapa oknum guru sampai berani menyebarkan video itu tanpa motif yang jelas. Ia meminta pihak Disdik lamsel memberikan sanksi, bukan hanya teguran.

"Pokoknya ini saya tunggu tindakan dari Dinas Pendidikan, apakah disdik akan berkoordinasi dengan BKD untuk memindahkan guru atau bagaimana? saya minta harus ada sanksinya, karena ini tidak selesai dengan hanya ditegur saja, dan kenapa anak ini yang harus dipindahkan? Harus guru itu yang dipindahkan!," Cetusnya.

Masih kata Amel mengatakan, hal Ini bukan perkara anak terlantar atau yatim piatu seperti yang tertuang di pasal 34, ini terkait dengan sikologis dari anak tersebut. Menurutnya, aparat penegak hukum saja, sekalipun seorang anak menjadi tersangka, identitasnya disamarkan. Namun ini tidak, tentu ini akan berpotensi merusak potensi diri dari anak itu. Sehingga nantinya, kemanapun dia pergi sang anak bisa dibully (Cyber Bullying).

"Kalau misalnya nanti pas saya kunjungan kesna, meskipun orang tuanya sudah berdamai dengan pihak sekolah, saya harus tau apa motifnya? Nanti akan saya bawakan pisikolog untuk pendekatan. Tapi jika berita dia mau diculik itu bukan sebuah karangan? Saya sendiri yang akan membuat laporan ke Polres, dan polres harus tegas, kalau tidak? terpaksa saya akan bawa ini ke komnas anak Pusat untuk langsung mengurus perkara ini. Jadi mau siapapun itu jika bertindak keras terhadap anak, itu harus di tindak tegas," Tegas Politis Muda ini.

Permintaan Maaf Kepala Sekolah beserta Guru SDN 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa Lamsel

Kendati demikian, pihak Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan sudah memberikan Klarifikasi terkait beredarnya Video Introgasi terhadap Siswi yang beberapa waktu lalu menjadi korban percobaan penculikan anak. Kamis, (6/2/2020).

Hairuddin selaku Kepala Sekolah SDN 1 Kunjir mewakili para guru meminta maaf kepada orang tua wali murid beserta siswi yang berinisial RN dan DR. karena menurutnya saat pihak sekolah mengintrogasi RN dan DN merasa tertekan, sehingga mengakui kejadian percobaan penculikan itu adalah rekayasa mereka.

Selain itu Hairuddin juga meminta kepada netizen baik di akun WhatsApp ataupun Facebook, agar tidak menyebarkan lagi Video Introgasi yang memberikan keterangan tidak benar tersebut.

“Kami pihak sekolah, sangat berterima kasih dengan kedua wali murid. karena dengan baik hati dan kemuliaan hatinya, beliau memaafkan kami dan meminta kami melaksanakan perdamaian dengan cara kekeluargaan, dengan ini kami mengucapkan terima kasih banyak atas kemurahan hati dari bapak Nasrullah,” Ungkapnya.

Plt. Kadis Pendidikan Temui Dewan Guru dan Keluarga RN

Dengan adanya berita yang simpang siur tersebut,
Plt Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan mengunjungi pihak dewan guru dan bersilaturahmi dengan RN dan keluargany, untuk menyampaikan permohonan maaf, terkait dengan viralnya vidio terhadap ananda RN.

“Tadi kita sudah melakukan teguran keras kepada pihak sekolah dan dewan guru, untuk menjadi ini sebagai hikmah dan pelajaran kedepan supaya tidak sembarang melakukan tindakan yang bukan kewenangannya, sehingga menimbulkan kerugian, ketidak nyamanan bagi pihak-pihak lain,” ungkapnya.

"Kemudian kita sudah mengambil solusi kepada pihak ananda RN untuk kita pindahkan ke sekolah terdekat untuk kenyamanan dia menimba ilmu lagi. alhhamdulillah, saya sudah memanggil kepala sekolahnya, dan siap untuk besok mulai masuk di sekolah yang baru, dan hari ini disini ada pak camat pak kades, memastikan ini clear tidak ada permasalahan lagi, kita saling menghormati dan menghargai,” jelasnya, Kamis (6/2/2020).

Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Lamsel tak tinggal Diam

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Lamsel nampakya tak mau tinggal diam.  Anasrullah selaku Kepala Dinas PPPA beserta rombongan mengunjungi SDN 2 yang akan menjadi tempat bersekolah RN nantinya. Menurut Anas, pihaknya mendapat informasi bahwa RA Berbohong atau bersandiwara. Namun, setelah pihaknya memperoleh keterangan dari keluarga RN, keluarganya mengaku terdapat ada tekanan dari gurunya.

” Saya disini dari PPPA kemudian di dampingi pak camat, ada pak kades, advocad dari PPA serta psikolog kita bawa juga untuk menanyakan kepada anak itu, Jadi hasilnya anak itu tidak mau sekolah lagi di tempat yang lama, karena merasa dibully dan ada penekanan dari gurunya, untuk saat ini anak tersebut di pindahkan dari SDN 1 Kunjir ke SDN 2 Kunjir itupun sudah kita tawarkan untuk sekolah kemana, iya pun maunya ke SDN 2 Kunjir,” Ucap Anas.

Selain itu Anas juga mengatakan, jangan sampai anak tersebut tidak mau mengenyam pendidikan lagi. Sebab, 31 Hak anak salah satunya harus mendapatkan pendidikan dan Wajib hukumnya. Terkait sering terjadinya Pembulian terhadap anak di lampung selatan, Kepala Dinas PPPA Lamsel, akan membentuk PATBM di seluruh desa dari 50 PATBM untuk 2020.

” PATBM itu adalah Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat, Jadi unsurnya itu adalah masyarakat. Nanti disana ada Babinkamtibmas, Babinsa, karang taruna, Tokoh Masyarakat, tokoh agama, PKK serta Puskes, dll terlibat disitu. Ketika terjadi seperti ini, kita jangkauannya jauh dia dulu yang maju, Jujur saya Kecewa, tindakan yang dilakukan oleh pihak guru, karena tidak pantas, anak murid seharusnya kita lindungi, karena dia punya hak untuk dilindungi,” pungkasnya. (Nz)