KALIANDA, KALIANDANEWS - Presiden Jokowi telah meluncurkan nilai dasar (core values) aparatur sipil negara (ASN) Ber-Akhlak pada Juli 2021 silam.
Ber-Akhlak sendiri merupakan upaya yang dibangun Pemerintah Indonesia dalam mendorong para aparatur bekerja secara optimal. Ber-Akhlak merupakan singkatan dari berorientasi pada pelayanan, akuntebel, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.
Guna mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat dan menjadikan aparatur sipil negara (ASN) yang adaptif, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan para ASN dapat menanamkan pola pikir nilai dasar Ber-Akhlak dengan jargon bangga melayani bangsa.
Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat memberikan arahan dalam acara Transformasi Budaya Kerja Kemendagri di Era 4.0 yang juga di ikuti oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lampung Selatan Thamrin beserta jajaran dari aula krakatau kantor bupati setempat yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (23/2/2022).
Mendagri menegaskan dengan menerapkan nilai-nilai ber-akhlak diharapkan terbentuknya budaya kinerja ASN yang mandiri, kreatif, inovatif serta kemampuan dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.
“Budaya berikutnya adalah akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Budaya-budaya tersebut akan mendorong para aparatur bekerja dengan benar. Hal itu juga bakal mengubah paradigma aparatur dalam bekerja menjadi lebih optimal,” tegas Mendagri.
Pada kesempatan yang sama, Tito Karnavian juga mengungkapkan di era revolusi Industri 4.0 akibat dari berkembangnya teknologi digital dan internet berpengaruh terhadap budaya dan disiplin kerja.
“Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang lebih baik. Budaya kerja di era revolusi industri 4.0 mampu mengubah kinerja suatu karyawan akibat adanya perkembangan teknologi,” tambah Tito.
Lebih lanjut Mendagri memaparkan dengan adanya teknologi digital dan internet yang semakin maju akan mengubah kebiasaan-kebiasaan pekerja di era revolusi industri sebelumnya.
“Era teknologi Informasi membuat dunia ini menjadi kampung kecil, kemajuan teknologi informasi membuat semua informasi dimanapun berada sepanjang ada jaringan dengan internet kita bisa terhubung,” lanjut Mendagri.
Mendagri mencontohkan saat ini dengan kemajuan teknologi sebuah pekerjaan dapat dilakukan secara fleksibel dimanapun dan kapanpun berada selagi terhubung dengan teknologi.
“Sebagai contoh dengan kemajuan teknologi saat ini karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan fleksibilitas jam kerja dan tempat kerja, artinya karyawan dapat bekerja dimana saja tanpa adanya keterbatasan tempat dan waktu, karena teknologi dan internet dapat diakses dimanapun dan kapanpun,” lanjutnya.
Namun dengan berkembangnya revolusi industri 4.0 Tito juga mengingatkan masih ada unsur budaya kerja yang harus dipertahankan yaitu sikap terhadap pekerjaan, kejujuran, kerjasama tim dan tanggung jawab untuk terus membenahi diri menjalankan tugas secara optimal.
“Tolong manfaatkan betul momentum ini jadikan momentum kita untuk introspeksi diri dan mari kita benahi bersama mulai dari sumberdaya manusia kita agar lebih terlatih dan terdidik ditengah era 4.0 ini,” tambahnya.
Pada akhir sesi, Mendagri optimis ASN ber-akhlak menuju Indonesia emas bukan sesuatu jargon semata dan bukan hanya sebuah mimpi jika dilaksanakan dengan benar dan sungguh-sungguh dengan kerjasama dari berbagai pihak.
“Maka Indonesia menjadi negara dengan kekuatan yang dominan benar akan terjadi salah satunya melalui ASN ber-akhlak menuju Indonesia emas bukan sesuatu jargon semata dan bukan hanya sebuah mimpi belaka namun bisa terwujud,” pungkasnya. (red/kmf)